Rabu, 23 November 2011

Oksigenasi

STUDY GUIDE



PSIK
FK
UNDIP
KEBUTUHAN
OKSIGENASI  
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
TIM : Wahyu Hidayati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, Suhartini, S.Kp, MNS,
Sidik Awaludin, S.Kep, Ns, Megah  Andriani, S.Kp,M.Kep KATA PENGANTAR

Rasa  syukur  yang  dalam  kami  panjatkan  kehadiran  Tuhan  Yang
Maha  Esa,  karena  atas  Rahmat  dan  HidayahNya  akhirnya  Study
Guide  Oksigenasi  ini  dapat  diselesaikan.  Study  Guide  Oksigenasi
Program Studi  Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro  ini  dirasa  sangat  diperlukan  untuk  diterbitkan  sebagai
pedoman  bagi  mahasiswa  dan  dosen  dalam  proses  pembelajaran,
sehingga  diharapkan  kompetensi  yang  terkait  dengan  pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada setiap tahapan usia dapat dicapai. 

Kami berharap Modul Oksigenasi  ini dapat dijadikan petunjuk dan
dipergunakan  dengan  sebaik-baiknya.  Kami  juga  merasa  masih
banyak kekurangan dalam pembuatan modul ini, sehingga kritik dan
saran yang membangun untuk peningkatan kualitas modul ini sangat
kami harapkan.
                
Semarang, .... Agustus 2010 
                                                                         Tim Penyusun 

 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
I.  PENDAHULUAN
II.  PANDUAN PEMBELAJARAN 
III.  
IV.  PENUTUP

REFERENSI










 BAB I
PENDAHULUAN

A.  Deskripsi Mata Ajar : 
Mata  kuliah  ini membahas  tentang  prinsip-prinsip  teoritis
dan  keterampilan  klinis  keperawatan  tentang  kebutuhan
oksigenasi  sesuai  tingkat  usia  manusia  mulai  dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata
kuliah  ini  meliputi  berbagai  aspek  yang  terkait  dengan
proses  ventilasi,  difusi,  transportasi,  dan  sistem  respirasi
sel.  Kegiatan  belajar  mahasiswa  berorientasi  pada
pencapaian  kemampuan  berfikir  sistematis,  komprehensif
dan  kritis  dalam mengaplikasikan  konsep  sistem  respirasi
dengan  pendekatan  asuhan  keperawatan  sebagai  dasar
penyelesaian masalah.

B.  Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan
oksigenasi mahasiswa  akan mampu :
1.  Melakukan  asuhan  keperawatan  dengan  kasus
gangguan  kebutuhan  oksigenasi  pada  berbagai  tingkat
usia  baik  kondisi  akut,  kronis maupun  kritis,  dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2.  Melakukan  pendidikan  kesehatan  dengan  kasus
gangguan  kebutuhan  oksigenasi  pada  berbagai  tingkat
usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3.  Mengidentifikasi  masalah-masalah  penelitian  yang
berhubungan  dengan  kebutuhan  oksigenasi  dan
menggunakan  hasil-hasil  penelitian  dalam  mengatasi
masalah oksigenasi 4.  Melakukan  pengelolaan  asuhan  keperawatan  pada
sekelompok  klien  dengan  gangguan  kebutuhan
oksigenasi  pada  berbagai  tingkat  usia  dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5.  Menjadi  acuan  dalam  melaksanakan  berbagai  peran
diatas dengan memperhatikan etika dan norma profesi


 C.  PEMETAAN KOMPETENSI
Tahap Akademik
    Profesional skill
No  Kompetensi  Bahan kajian  Metoda
1  Melakukan simulasi asuhan
keperawatan dengan kasus
gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis.

1.  Anatomi, fisiologi, kimia, fisika
dan biokimia oksigenasi.
2.  Patofisiologi pada kebutuhan
oksigenasi (kasus-kasus
oksigenasi yang sering terjadi
pada berbagai tingkat usia di
daerah, nasional, regional dan
internasional)
3.  Pengkajian kebutuhan oksigenasi
4.  Diagnosa keperawatan pada
gangguan oksigenasi 
5.  Perencanaan/implementasi/evalu
asi keperawatan pada gangguan
kebutuhan 
oksigenasi
6.  Dokumentasi asuhan
keperawatan

Learning Discovery,Mini Lecture,
Case study, SGD, Project Based
learning (PjBL), Lab skills   



7.  Sistem layanan kesehatan untuk
pasien dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi (rujukan,
PMO, Gakin, Jamkesmas)

2  Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
kebutuhan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
1.  Pencegahan primer dan sekunder 
pada masalah kebutuhan
oksigenasi
2.  Pencegahan tertier  pada masalah
kebutuhan oksigenasi

Case study, SGD, Lab skills
3  Mengidentifikasi masalah-
masalah penelitian yang
berhubungan dengan
kebutuhan oksigenasi dan
menggunakan hasil-hasil
penelitian dalam mengatasi
masalah oksigenasi
Hasil-hasil penelitian terkait
kebutuhan oksigenasi

Telaah jurnal, Learning
Discovery, Case study, SGD
4  Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien dengan
Manajemen kasus pada kebutuhan
oksigenasi (klasifikasi kasus
kebutuhan oksigenasi dan prioritas
masalah sistem respirasi)
Case study, SGD gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai
tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis


5  Melaksanakan fungsi
advokasi pada  kasus
dengan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia
1.  Prinsip-prinsip etika keperawatan
: otonomi, beneficience, justice,
non maleficience, moral right,
nilai dan norma masyarakat
2.  Nursing advocacy
Case study, SGD, Problem Based
learning (PBL)
6.  Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada  kasus dengan
gangguan oksigenasi
(jantung paru) pada
berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang
berlaku, dengan berfikir
kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan
efektif
1.  Pengkajian pada oksigenasi
2.  Fisioterapi dada/ postural
drainage
3.  Terapi O 2 
4.  Suctioning
5.  Perawatan WSD
6.  Nebulisasi
7.  Trakheostomi 
8.  RJP

Lab skills Tahap Profesi
No
Professional skill
Method  Task  Penilaian
Waktu
pencapaian
Evaluasi
Routine
Skills
Affective  Knowledge
Tindakan Mandiri Keperawatan
1
Melakukan
pengkajian
sistem
pernapasan
Komunikasi
terapeutik,
empati,
menjaga
privasi
  Menjelaskan
struktur dan
fungsi tubuh
sistem
pernapasan 
secara normal
dan patologis
  Faktor yang
mempengaruhi
fungsi
respirasi
  Menjelaskan
proses
terjadinya
perubahan
fungsi
respirasi dan
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)
1. Mahasiswa
diminta untuk
menentukan
klien kelolaan
dengan
gangguan
sistem
pernapasan
2. Mahasiswa
diminta untuk
melakukan
pemeriksaan
fisik sistem
pernapasan
pada klien
tersebut
3. Mahasiswa
Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 kardiovaskuler

diminta
menganalisa
hasil tindakan
berdasarkan
pengetahuan
yang dimiliki

Melakukan
pengkajian
sistem
kardiovasku
ler
Komunikasi
terapeutik,
empati,
menjaga
privasi
  Menjelaskan
struktur dan
fungsi sistem
kardiovaskular
secara normal
dan patologis
  Faktor yang
mempengaruhi
fungsi
kardiovaskler
  Menjelaskan
proses
terjadinya
perubahan
fungsi 
kardiovaskuler
  Menjelaskan
proses
embriologi dan
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)
  Mahasiswa
diminta untuk
menentukan
klien kelolaan
dengan
gangguan
sistem
kardiovaskuler
  Mahasiswa
diminta untuk
melakukan
pemeriksaan
fisik sistem
kardiovaskuler
pada klien
tersebut
  Mahasiswa
diminta
menganalisa
Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'










 fisiologi
sistem
kardiovaskuler
janin
  Menjelaskan
faktor yang
mempengaruhi
fungsi
kardiovaskuler
janin
  Menjelaskan
cara mengkaji
denyut jantung
janin

hasil tindakan
berdasarkan
pengetahuan
yang dimiliki

Melakuka
n
pengkajian
pada bayi
baru lahir
dengan
mengguna
kan apgar
score
Empati,
caring, teliti,
sigap
  Menjelaskan
pengertian
apgar score
  Menjelaskan
fungsi apgar
score
  Menjelaskan
bagaimana
apgar score
digunakan
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)
  Mahasiswa
diminta untuk
menentukan
klien kelolaan
neonatus
dengan
gangguan
sistem
pernafasan dan
kardiofaskuler
Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
   Menjelaskan
interpretasi
dari
pemeriksaan
apgar score
  Menjelaskan
tindak lanjut
dari hasil
pemeriksaan
apgar score
(asfiksia)
  Mahasiswa
diminta untuk
melakukan
pemeriksaan
fisik pada
neontus
dengan
asfiksia
  Mahasiswa
diminta
menganalisa
hasil tindakan
berdasarkan
pengetahuan
yang dimiliki

Melakuka
n
pengkajian
pada ibu
hamil
dengan
resiko
gangguan
kardiovask
Komunikasi
terapeutik,
empati,
menjaga
privasi
  Menjelaskan
gangguan
kardiovaskular
pada ibu hamil
  Menjelaskan
interpretasi
gangguan
kardiovaskular
pada ibu hamil
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)
  Mahasiswa
diminta untuk
menentukan
klien kelolaan
ibu hamil
dengan
gangguan
sistem
kardiofaskuler
Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 ular
(preeklam
si dan
eklamsi)
  Menjelaskan
tindak lanjut
dan
penanganan
pada ibu hamil
dengan
gangguan
kardiovaskular
(preeklamsi/ek
lamsi)
  Mahasiswa
diminta untuk
melakukan
pemeriksaan
fisik ibu hamil
dengan resiko
ganguan
kardivaskular
(preeklamsi/ek
lamsi)
  Mahasiswa
diminta
menganalisa
hasil tindakan
berdasarkan
pengetahuan
yang dimiliki

Melakuka
n tindakan
untuk
membuka
dan
memperta
Komunikasi
terapeutik,
empati,
menjaga
privasi
  Mengidentifik
asi tehnik-
tehnik untuk
pembebasan
jalan nafas pre
hospital dan in
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 hankan 
kepatenan
jalan nafas

hospital
  Menjelaskan
indikasi dan
kontraindikasi
tehnik-tehnik
pembebasan
jalan nafas
  Menjelaskan
tentang
mekanisme
pertahanan
respirasi
ran skill

Memberik
an
ventilasi
atau
bantuan
nafas

  Menjelaskan
mekanisme
kontrol
respirasi


Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Memberik
an posisi
semi
fowler

  Menjelaskan
konsep perfusi
dan ventilasi
  Mengidentifik
asi pasien yang
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
Practical
Skill
Oral
Presentation
  Mahasiswa a
menentukan
klien dengan
kebutuhan
posisi semi
Bimbingan:
2X200'

Penilaian: 1
X 200'
 membutuhkan
posisi semi
fowler

pembelaja
ran skill
fowler
  Mahasiswa
melakukan
prosedur semi
fowler

Mendemo
nstrasikan
batuk
efektif dan
nafas
dalam


  Membedakan
proses teknik
bernafas:
pernafasan
diafragma atau
perut,  pursed
lip breathing,
positioning,
exercise
condition,
energy
conservation

Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Melakuka
n
fisioterapi
dada


  Menjelaskan
indikasi,
kontraindikasi,
langkah-
langkah
tindakan dan
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 komplikasi
fisioterapi
dada

ran skill

Mendemo
nstrasikan
postural
drainage

  
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Melakuka
n terapi
inhalasi
dengan
mengguna
kan
nebulizer


  Menjelaskan
langkah2
dalam
pemberian
obat
bronkodilator
via Nebulizer,
inhaler, peak
flow meter
  Mengidentifik
asi indikasi
pemberian
obat
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 bronkodilator,
metode
pemberian dan
komplikasi


Melakuka
n
perawatan
pada
pasien
dengan
terpasang
WSD


  Mengidentifik
asi jenis-jenis
dan proses
kerja Drainase
(WSD)

Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Mendemo
strasikan
tehnik RJP


  Mengidentifik
asi indikasi
dan
kontraindikasi
Resusitasi
Jantung Paru
(RJP)

Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Membentu
k cardiac
  
Pembelaja
ran kasus,
Practical
Skill (60%)

Bimbingan:
4X200'
 dan
respiratory
support
group

pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Oral
Presentation
(40%)

Penilaian: 2
X 200'

Memodifi
kasi
lingkunga
n yang
adekuat
bagi lansia

  
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Membuat
jadwal
medikasi
terencana
bagi lansia
di rumah

  
Pembelaja
ran kasus,
pembelaja
ran konsep
dan
pembelaja
ran skill
Practical
Skill (60%)
Oral
Presentation
(40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'

Tindakan Kolaborasi Keperawatan
1
Melakukan
intepretasi
AGD
Komunikasi
terapeutik,
empati,
  Menjelaskan
paru-paru
sebagai organ
Pembelajara
n kasus
pembelajara
Practical
Skill
Oral
  Mahasiswa
diminta untuk
menentukan
Bimbingan:
4X200'

 menjaga
privasi,
tanggung
jawab,
berpikir
kritis,
pendukung
keseimbangan
asam basa
  Menjelaskan
konsep
keseimbangan
asam basa
  Mengidentifik
asi klien yang
membutuhkan
pemeriksaan
AGD
  Menjelaskan
intepretasi
AGD
sederhana
n konsep
pembelajara
n skill
Pembelajara
n integratif
Presentati
on
klien yang
membutuhkan
pemeriksaan
AGD
  Mahasiswa
melakukan
pengambilan
darah arteri
secara mandiri
  Mahasiswa
mengirim hasil
pengambilan
ke
laboratorium
  Mahasiswa
menjelaskan
intepretasi
hasil
pemeriksaan
AGD dalam
diskusi
  Mahasiswa
menjelaskan
kebutuhan
oksigenasi
Penilaian: 2
X 200' kepada klien
dan keluarga

Memberik
an oksigen
kepada
pasien
dengan
mengguna
kan alat:
nasal
cannula,
simple
face mask,
partial
rebreather
mask,
non-
rebreather
mask,
venturi
mask,
headbox
dan
incubator.


 Menjelaskan
indikasi terapi
oksigen, metode
pemberian dan
komplikasi
pemberian
oksigen
 Mengidentifikas
i jenis dan
mode, indikasi
pemakaian dan
pelepasan
Ventilator

Pembelajaran
kasus,
pembelajaran
konsep dan
pembelajaran
skill
Practical
Skill
(60%)
Oral
Presentati
on (40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'
 
Melakukan
pemeriksaa
n oximetrie

  
Pembelajara
n kasus,
pembelajara
n konsep
dan
pembelajara
n skill
Practical
Skill
(60%)
Oral
Presentati
on (40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Mendemo
nstrasikan
pemeriksa
an
spirometri

  
Pembelajara
n kasus,
pembelajara
n konsep
dan
pembelajara
n skill
Practical
Skill
(60%)
Oral
Presentati
on (40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Melakukan
mantoux
test


  Menjelaskan
tujuan,
langkah2, dan
hasil Mantoux
test

Pembelajara
n kasus,
pembelajara
n konsep
dan
pembelajara
n skill
Practical
Skill
(60%)
Oral
Presentati
on (40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'


Mendemo
nstrasikan
setting

  Mengidentifik
asi jenis dan
mode, indikasi
Pembelajara
n kasus,
pembelajara
Practical
Skill
(60%)

Bimbingan:
4X200'

 ventilator

pemakaian dan
pelepasan
Ventilator

n konsep
dan
pembelajara
n skill
Oral
Presentati
on (40%)
Penilaian: 2
X 200'

Melakuka
n
pemeriksa
an EKG

  
Pembelajara
n kasus,
pembelajara
n konsep
dan
pembelajara
n skill
Practical
Skill
(60%)
Oral
Presentati
on (40%)

Bimbingan:
4X200'

Penilaian: 2
X 200'







 
BAB II
PANDUAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan  pembelajaran  mata  ajar  pemenuhan  kebutuhan
oksigenasidilaksanakan  dengan  metode  SCL.  Adapun  capaian
pembelajaran  setelah mahasiswa menyelesaikan modul  pemenuhan
kebutuhan  oksigenasi,  mahasiswa,  dosen  dan  fasilitator  harus
merujuk  kepada  kompetensi  yang  harus  dicapai  dengan
memperhatikan sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan..

A.  SASARAN BELAJAR
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa mampu:
1.  Menjelaskan struktur sistem respirasi dan kardiovaskuler
1.1.  Struktur jalan napas
1.1.1.  Menjelaskan struktur jalan napas bagian atas
1.1.2.  Menjelaskan struktur jalan napas bagian bawah
1.1.3.  Menjelaskan struktur paru-paru
1.2.  Struktur dinding dada 
1.2.1  Menjelaskan struktur Otot-otot pernapasan
1.2.2  Menjelaskan struktur Ribs
1.2.3  Menjelaskan struktur Pleura
1.3.  Struktur Jantung
1.3.1.  Menjelaskan struktur otot jantung
1.3.2.  Menjelaskan struktur katup jantung
1.3.3.  Menjelaskan struktur system konduksi jantung
1.4.  Struktur Pembuluh darah
1.4.1.   Menjelaskan struktur pembuluh darah arteri
dan arteriola
1.4.2.  Menjelaskan struktur pembuluh darah vena dan
venula
1.4.3.  Mengidentifikasi pembuluh darah yang
memperdarahi paru-paru
1.4.4.  Mengidentifikasi pembuluh darah yang
memperdarahi jantung 2.  Menjelaskan mekanisme pengaturan proses respirasi dan
kardiovaskuler
2.1. Menjelaskan mekanisme pengaturan respirasi
2.1.1.  Menjelaskan proses ventilasi
2.1.2.  Menjelaskan proses difusi
2.1.3.  Menjelaskan proses transportasi oksigen
2.1.4.  Menjelaskan komponen  gas darah arteri
2.1.5.  Menjelaskan mekanisme kontrol respirasi
2.1.5.1.  Menjelaskan tentang kemoreseptor
pada respirasi
2.1.5.2.  Menjelaskan tentang mekanikal
reseptor pada respirasi
2.1.6.  Menjelaskan tentang mekanisme pertahanan
respirasi
2.1.6.1.  Menjelaskan mekanisme filtrasi udara
2.1.6.2.  Menjelaskan mekanisme mucociliary
clearance
2.1.6.3.  Menjelaskan mekanisme reflek batuk
2.1.6.4.  Menjelaskan mekanisme reflek
bronkokontriksi
2.1.6.5.  Menjelaskan mekanisme alveolar
macrophages
2.2. Menjelaskan mekanisme pengaturan system jantung
2.2.1.  Menjelaskan tentang mekanisme sirkulasi
pulmonal
2.2.2.  Menjelaskan tentang mekanisme sirkulasi
sistemik
2.2.3.  Menjelaskan tentang mekanisme system
konduksi jantung
2.2.4.  Menjelaskan tentang system mekanikal jantung
2.2.5.  Menjelaskan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi cardiac output
2.3. Menjelaskan mekanisme system vaskuler
2.4. Menjelaskan Pengaturan system kardiovaskuler
2.4.1.  Sistem saraf autonom
2.4.2.  Baroreseptor
2.4.3.  kemoreseptor 3.  Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
respirasi dan kardiovaskuler
3.1.  Faktor yang mempengaruhi fungsi respirasi
3.1.1.  Usia
3.1.2.  Lingkungan
3.1.3.  Gaya Hidup
3.1.4.  Status Kesehatan
3.1.5.  Obat-obatan
3.1.6.  Stress
3.2.  Faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskuler
3.2.1.  Faktor yang tidak dapat diubah
3.2.1.1.  Heredity
3.2.1.2.  Usia
3.2.1.3.  Gender
3.2.2.  Faktor yang dapat diubah
3.2.2.1.  Perubahan lipid serum
3.2.2.2.  Hipertensi
3.2.2.3.  Merokok
3.2.2.4.  Diabetes
3.2.2.5.  Obesitas
3.2.2.6.  Gaya hidup
3.2.2.7.  Cuaca
3.2.2.8.  Status kesehatan
3.2.2.9.  Stress dan koping
3.2.2.10. Perubahan level homocystein
4.  Mengidentifikasi  manifestasi  klinik  dari  perubahan  fungsi
respirasi
5.  Menjelaskan proses terjadinya perubahan fungsi respirasi
5.1.  Produksi sputum
5.2.  Sesak nafas
5.3.  Nyeri dada
5.4.  Suara nafas abnormal
5.5.  Penggunaan otot bantu pernafasan
5.6.  Sianosis,  hipoksia,  hipoksemia,  hiperkapnia,
hipokapnea
5.7.  Clubbing
6.  Manifestasi klinik dari perubahan fungsi kardiovaskuler
6.1.  Perubahan tanda2 vital 6.2.  Perubahan kulit
6.3.  Penurunan  cardiac  output  (kerusakan  otot,  fungsi
katup, masalah konduksi, aritmia, disritmia)
6.4.  Perubahan  aliran  darah  (  perubahan  pada  darah,
disfungsi  arteri,  disfungsi  kapiler,  disfungsi  vena,
penurunan  perfusi  jaringan,  nyeri,  disfungsi  dan
kerusakan organ, disfungsikognitif/otak)
7.  Mengidentifikasi  data  subyektif  dan  obyektif  yang
berhubungan  dengan  system  respirasi,  haematological  dan
kardiovaskuler
7.1.  Mengidentifikasi  data  subyektif  :  keluhan  utama,
riwayat kesehatan
7.2.  Mengidentifikasi data obyektif 
7.2.1  Melakukan pemeriksaan fisik
7.2.2  Melakukan  pengkajian  primer  (airway,
breathing, circulation, disability)
7.2.3  Melakukan  pengkajian  sekunder  (  inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi)
7.2.4  Melakukan kolaborasi pemeriksaan diagnostic 
7.2.4.1  Sistem  respirasi  :  spirometri,  oximetry,
kultur  sputum,  skin  test,  chest  x-ray,
pemeriksaan  darah,  Analisa  Gas  Darah,
Biopsy
7.2.4.2  Sistem  kardiovaskuler  :  EKG,  chest  x-
ray,  angiography,  echocardiogram,
kateterisasi, 
8.  Mengevaluasi  hasil  pengkajian  fisik  yang  normal  dan
abnormal dalam system respirasi dan kardiovaskuler
9.  Menganalisa data dari hasil pengkajian pada sistem respirasi
dan kardiovaskuler
10. Menetapkan  diagnosa  keperawatan  pada  gangguan  sistem
respirasi  (Clearence  air  way,  Breathing  pattern,  Gas
exchange)  dan  kardiovaskuler  (Perfusion, Cardiac Output,
Activity Intolerance)
11. Merencanakan  tindakan  Keperawatan  mandiri  dan
kolaborasi  secara  tepat  pada  sistem  respirasi  dan
kardiovaskuler 11.1.  Mengidentifikasi  indikasi  terapi  oksigen,  metode
pemberian dan komplikasi pemberian oksigen
11.2.  Memberikan terapi oksigen
11.3.  Mengidentifikasi  tehnik-tehnik  untuk  pembebasan
jalan nafas
11.4.  Melakukan tehnik pembebasan jalan nafas : suction,
pemasangan  orofaringeal  tube,  nasofaringeal  tube,
jaw  trust,  head  tilt  chin  lift,  Abdominal  thrust
maneuver (heimlich manuver)
11.5.  Mengidentifikasi  langkah2  dalam  melakukan
tracheostomy dan intubasi trakeal
11.6.  Melakukan  perawatan  pasien  dengan  tracheostomy
dan intubasi trakeal
11.7.  Melakukan perawatan pada pasien dengan gangguan
respirasi infeksius dan noninfeksius
11.8.  Mengidentifikasi  posisi  tidur  untuk
meningkatkan/mempertahankan  keadekuatan
oksigenasi
11.9.  Memberikan  posisi  tidur  guna
meningkatkan/mempertahankan  keadekuatan
oksigenasi
11.10.  Menjelaskan langkah2 pemeriksaan Spirometri
11.11.  Mengidentifikasi  indikasi  pemberian  obat
bronkodilator, metode pemberian dan komplikasi
11.12.  Menjelaskan  langkah2  dalam  pemberian  obat
bronkodilator  via  Nebulizer,  inhaler,  peak  flow
meter
11.13.  Mengidentifikasi indikasi, langkah-langkah tindakan
dan komplikasi fisioterapi dada
11.14.  Mendemonstrasikan tehnik batuk efektif
11.15.  Menjelaskan  proses  teknik  bernafas:  pernafasan
diafragma  atau  perut,    pursed  lip  breathing,
positioning, exercise condition, energy conservation
11.16.  Mengidentifikasi  indikasi  dan  kontraindikasi
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
11.17.  Mendemonstrasikan tehnik RJP
11.18.  Mengidentifikasi  jenis-jenis  dan  proses  kerja
Drainase (WSD) 11.19.  Melakukan perawatan pada pasien dengan terpasang
WSD
11.20.  Mengidentifkasi jenis dan mode, indikasi pemakaian
dan  pelepasan  Ventilator  :  Ventilasi  mekanik
dengan PEEP
11.21.  Mengidentifikasi  indikasi,  kontraindikasi,  efek
samping  dan  metode  pemberian  Medikamentosa
(farmakotherapy)
11.22.  Mengidentifikasi  langkah2  pengambilan  sampel
dahak
11.23.  Menjelaskan  tujuan,  langkah2,  dan  hasil  Mantoux
test
11.24.  Melakukan mantoux test
11.25.  Melakukan pemeriksaan EKG
11.26.  Menginterpretasikan hasil pemeriksaan EKG secara
sederhana
11.27.  Melakukan  hemodinamik  monitoring  :  Tekanan
darah, nadi, HR, RR, Suhu perifer
11.28.  Mengidentifikasi  indikasi  dan  metode  penggunaan
defibrilator
11.29.  Mengenal  pemeriksaan  ABI  (Angkle  Brachial
Index)
11.30.  Menjelaskan Postural Blood pressure
11.31.  Mendemonstrasikan  tehnik  emergency  dalam
memperbaiki oksigenasi
11.31.1  Mengidentifikasi  tehnik  emergency  untuk
memperbaiki oksigenasi 
11.31.2  Menjelaskan  proses  dari  teknik-teknik
emergency untuk mengembalikan oksigenasi

B.  METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung
tercapaianya kompetensi yang diharapkan, maka dalam modul
pemenuhan kebutuhan oksigenasi digunakan beberapa metode
pembelajaran yang sesuai. Adapun 
4.  Kuliah Pakar
5.  Mini Lecture 6.  Case study
7.  SGD
8.   Project Based learning (PjBL), 
9.  Lab skills  
10. Mapping based learning
11.  Problem Based Learning (PBL-7 jumps)
12.  Interactive Skill Station (ISS)
13.  Seminar 
14.  Tugas individu dan kelompok
15.  Praktek di laboratorium

C.  TUGAS DAN EVALUASI

No  Kompetensi  Metode  Tugas  Evaluasi
1  Melakukan simulasi
asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan
kebutuhan oksigenasi
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis
Mini
Lecture,
Case
study,
SGD,
Project
Based
learning
(PjBL), 
Work
Book,
Project,
Presentasi,

Terselesaikanny
a Workbook,
Oral Test,
Laporan Project,
Presentasi, Soft
skill, test tulis
(AUS)
(30%)
2  Melakukan simulasi
pendidikan kesehatan
dengan kasus gangguan
kebutuhan oksigenasi
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis.
Case
study,
SGD,
Lab
skills
Simulasi,
Presentasi
Presentasi,
Simulasi Role
Play, Soft skill
(20%)
3  Mengidentifikasi
masalah-masalah
penelitian yang
berhubungan dengan
kebutuhan oksigenasi
dan menggunakan
Case
study,
SGD,
Lab
skills
Simulasi,
Presentasi
Presentasi,
Simulasi Role
Play, Soft skill
(20%) hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi
masalah oksigenasi
4  Melakukan simulasi
pengelolaan asuhan
keperawatan pada
sekelompok klien
dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
pada berbagai tingkat
usia dengan
memperhatikan aspek
legal dan etis
Telaah
jurnal,
Case
study,
SGD
Simulasi,
Presentas
i
Presentasi,
Simulasi Role
Play, Soft skill
(10%)
5  Melaksanakan fungsi
advokasi pada  kasus
dengan oksigenasi pada
berbagai tingkat usia
Case
study,
SGD
Simulasi,
Presentas
i
Presentasi,
Simulasi Role
Play, Soft skill
(10%)
6  Mendemonstrasikan
intervensi keperawatan
pada  kasus dengan
gangguan oksigenasi
(jantung paru) pada
berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar
yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan
inovatif sehingga
menghasilkan
pelayanan yang efisien
dan efektif
Case
study,
SGD,
Problem
Based
learning
(PBL),
Lab
skills
Simulasi,
Presentas
i
Presentasi,
Simulasi Role
Play,  Ujian Lab.,
Soft skill
(10%)

 FORMAT PENILAIAN
ORAL TEST/RESPONSI

Nama   : ………………………………………………
NIM  : ………………………………………………
Topik  : ………………………………………………
Tanggal : …………………………………………….

NO  ASPEK PENILAIAN  SKOR
1  2  3  4
1  PERSIAPAN        
1. Kelengkapan Materi         
2. Ketepatan Kontrak Waktu        
        
2  Responsi        
1. Penguasaan Materi        
2. Sistematika penyampaian Jawaban        
3. Argumentasi        
4. Ketepatan jawaban        
5. Kedalaman analisa        
6. Penyampaian ide-ide baru        
7. Kemampuan menyimpulkan ide        
        
3  SIKAP        
1. Ketenangan dan Kesopanan        
2. Menerima ide-ide orang lain        
3. Pengendalian emosi        
        
  TOTAL NILAI: Jumlah Skor X 25 =
                                  12 


  Paraf dan nama penilai




 FORMAT PENILAIAN SEMINAR

Nama   : ………………………………………………
NIM  : ………………………………………………
Topik  : ………………………………………………
Tanggal : …………………………………………….

NO  ASPEK PENILAIAN  SKOR
1  2  3  4
1  MAKALAH        
a. Sistematika penulisan        
b. Tata bahasa dan tulisan ilmiah        
c. Isi/materi        
        
2  PRESENTASI        
a. Penggunaan AVA dan Manajemen
waktu
      
b. Media Presentasi        
c. Penggunaan bahasa        
d. Penguasaan materi        
e. Penjelasan sistematis        
        
3  DISKUSI        
a. Respon terhadap pertanyaan        
b. Sistematika penyampaian  jawaban        
c. Penyampaian ide-ide baru        
d. Kemampuan menyimpulkan ide        
        
TOTAL NILAI:  Jumlah skor  X 25 = 
                                   12

Paraf & nama penilai





 FORMAT PENILAIAN DISKUSI

Nama   : ………………………………………………
NIM  : ………………………………………………
Topik  : ………………………………………………
Tanggal : …………………………………………….


NO  ASPEK PENILAIAN  SKOR
1  2  3  4
1  Persiapan untuk diskusi  role play /
simulasi


    
2  Mengidentifikasi masalah /
mengemukakan issu untuk diskusi
kelompok
      
3  Memberi ide selama diskusi

      
4  Mensintesa pengetahuan dan
memakainya dalam pemecahan
masalah  
      
5  Menerima ide-ide orang lain

      
6  Mengontrol emosi sendiri

      
7  Memperlihatkan perhatian dalam
grup dan kerjasama untuk
pencapaian tujuan kelompok
      
  TOTAL NILAI:  Jumlah skore  x 25=
                                    7

  Paraf & nama penilai









 FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY/SIMULASI

Nama   : ………………………………………………
NIM  : ………………………………………………
Topik  : ………………………………………………
Tanggal : …………………………………………….

NO  ASPEK PENILAIAN  SKOR
1  2  3  4
1  MAKALAH/BAHAN SIMULASI        
a. Sistematika penulisan        
b. Tata bahasa dan tulisan ilmiah        
c.  Kesesuaian Isi/materi dengan topik        
        
2  SIMULASI/ROLE PLAY        
a. Kesuaian Bahan dan ALat Simulasi        
b. Media Presentasi        
c. Penggunaan bahasa        
d. Penguasaan materi        
e. Kerjasama Tim         
        
3  DISKUSI        
a. Respon terhadap pertanyaan        
b. Sistematika penyampaian  jawaban        
c. Kemampuan evaluasi DIri        
d. Kemampuan menyimpulkan ide        
        
TOTAL NILAI:  Jumlah skor  X 25 = 
                                   12

Paraf & nama penilai






 FORMAT PENILAIAN PROJECT

 

Bahar ajar Kebutuhan cairan Dan Elektrolit

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEBUTUHAN CAIRAN
DAN  ELEKTROLIT
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASIPENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada
pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk
identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, maka ada
beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain :A. Aspek biologis
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
oleh karena itu, pada saat pengkajian klien
perawat perlu menghitung adanya perubahan
cairan yang berhubungan dengan proses
penuaan dan perkembangan.2. Jenis kelamin
Persentase cairan tubuh pada laki-laki berbeda
dengan wanita lebih sedikit persentase cairan
tubuhnya dibandingkan laki-laki
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
Pria (20-40 tahun) 60 %
Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % Cairan intraseluler (CIS)
20 Cairan Ekstraseluler (CES)
15% Cairan interstitial
5 % Cairan intravaskuler3. Berat Badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit
dengan berat badan saat sakit. Pengkajian
ini diperlukan untuk mengukur persentase
penurunan berat badan dalam menentukan
derajat dehidrasi4. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji antara lain riwayat
penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan
homeostatis cairan dan elektrolit.
Dikaji juga apakah klien mengkonsumsi obat-
obatan yang sifatnya deurisis,,5. Tanda-tanda vital
Meliputi : TD, N, S, P
Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit karena
peningkatan Insenble Water Loss (IWL)
Sebaliknya, penurunan suhu tubuh akan
mengakibatkan penurunan IWLPernafasan
Meliputi: frekuensi, kedalaman, pola nafas,
dan suara nafas. Frekuensi napas yang cepat
dapat meningkatka IWL .Nafas yang cepat
dan dalam mungkin merupakan kompensasi
tubuh terhadap asidosis metabolik yang
terjadi.
Suara nafas bronki, rales dapat menandakan
terbentuknya cairan dalam paru-paru karena
kelebihan volume.Nadi
Dapat mengindikasikan volume cairan
tubuh. Nadi yang lemah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan volume intravaskuler.
Sebaliknya, nadi kuat menandakan
kelebihan cairan volume cairanTekanan Darah
Perlu dikaji apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
Pada penurunan tekanan darah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan isi sekuncup (stroke
Volume) dan ketidakseimbangan elektrolit
yang menyebabkan disritmia .
Sedangkan peningkatan tekanan darah dapat
menandakan kelebihan volume cairan karrena
peningkatan sekuncup,,,intake dan out put6. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem ini meliputi
pengukuran distensi vena, jugularis,
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, bunyi
jantung, disritmia.
b) Sistem pernafasan
Frekuensi pernafasan, gangguan pernafasan,
seperti dispnea, rales, dan bronkic) Sistem persarafan
Pengkajian pada sisteem ini antara lain
tingkat kesadaran, gelisah atau
kekacauan mental, refleks-refleks
abnormal, perubahan neuromuskuler,
misalnya kesemutan,d) Sistem Gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini antara lain
meliputi riwayat anoreksia, kram
abdomen, abdomen distensi, muntah,
diare, hiperperistaltike)  Sistem Perkemihan
Pengkajian pada sistem
perkemihan antara lain adakah
oliguria, atau anuria, berat jenis
urinef) Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian pada sistem ini antara
lain adakah kram otot, kesemutan,
tremor, reflek tendong) Sistem Integumen
Pengkajian pada sistem ini
anatara lain suhu tubuh, tufgor
kulit, kelembaban bibir, adanya
edema.B. Aspek psikologis
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat
meningkatkan risiko gangguan
cairan dan elektrolitC. Aspek Sosiokultural
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
faktor sosial, budaya, finansial, atau
pendidikan yang mempengaruhi
terhadap terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolitD. Aspek Spiritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai
keyakinan, nilai-nilai, yang dapat
mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit. Misalnya, apakah klien
memunyai pantangan untuk tidak
menerima transfusi darah manusiaDIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data subjektif & objektif yang tepat
Diagnosa keperawatan harus mengiden-
tifikasi kemungkinan etiologi masalah.
Jika etiologi salah rencana perawatan
dan intervensi yg dipilih tidak tepatcontoh dx.kep u/gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
 defesit volume cairan yang berhubungan
dengan kehilangan caiaran tubuh atau
penurunan masukan dapat terjadi karena
kehilangan plasma karena muntah-muntah.
Perubahan perfusi serebral yang
berhubungan dengan hipovolemia
Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit
dan jaringan b/d edema
Penurunan curah jantung b/d disritmia yang
berkaitan dengan ketidak seimbangan
elektrolit.PERENCANAAN
Rencana perawatan dibuat
secara individual sesuai dengan
masalah yang ada
Pada sebagian besar situasi,
rencana penatalaksanaan di
sesuai kan dengan masalah yang
ada3. Berikan cairan peroral pada klien secara
bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang
akibat output yang berlebihan
4. Observasi TTV
R/  : Memantau keadaan umum klien
untuk mengambil intervensi selanjutnya
Lanjut,,,,,….>>>IMPLEMENTASI
• Dalam teori pelaksanaan tindakan
keperawatan dilakukan berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat.EVALUASI
• Tahap evaluasi menentukan kemajuan
pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap
dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan
jika diperlukan.Contoh DX Keperawatan
Defisitif volume cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui
feces.Perencanaan
1. Observasi dan catat waktu BAB serta karakteristik
R/ : Untuk mengetahui frekuensi BAB dan konsistensi feses
sehingga dapat menentukan derajat dehidrasi.
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R/ : Untuk memudahkan mengambil intervensi selanjutnya
3. Berikan cairan peroral pada klien secara bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang akibat output yang
berlebihanTujuan,,,
Defisit volume cairan dan elektrolit dapat
teratasi dengan kriteria :
1. Frekuensi BAB kembali normal
2. Konjungtiva anemis
3. Peristalitik usus normal
4. Turgor kulit kembali elastis
5. Membran mukosa tidak kering
6. TTV batas normalImplementasi
Hari/Tanggal ,,,,,
Jam,,,,,,,
1.Mengkaji tanda-tanda vital, turgor, membran
mukosa dan status mental klien.
Hasil :
TD :90/60 mmHg N : 130 x /i, P:32 x /i,
S:36oC
Turgor kulit kering, membran mukosa pucat,
ICU lemahEvaluasi / SOAP
Hari /tgl NDX Jam  Evaluasi/ SOAP
Jum’at
17 – 07 – 2009
I 11:30 S : orang tua klien mengtaakan BAB 3 x  /hari
dan encer
O : TTV :
TD : 90/60 mmHg
N  : 130x /I
P   : 32 x /I
S  : 36 C
Turgor kulit tidak elastis, membrn mukosa
pucat, KU Tampak Lemah
A   : masalah belum teratasi
P   : Lanjutkan IntervensiMetode Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
1. Pemberian Cairan Intravena (Infus)
2. Pemberian Tranfusi Darah
LaboratoriumSekian
Dan
Terima kasih

Bahar ajar Kebutuhan cairan Dan Elektrolit

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEBUTUHAN CAIRAN
DAN  ELEKTROLIT
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASIPENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada
pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk
identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, maka ada
beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain :A. Aspek biologis
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
oleh karena itu, pada saat pengkajian klien
perawat perlu menghitung adanya perubahan
cairan yang berhubungan dengan proses
penuaan dan perkembangan.2. Jenis kelamin
Persentase cairan tubuh pada laki-laki berbeda
dengan wanita lebih sedikit persentase cairan
tubuhnya dibandingkan laki-laki
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
Pria (20-40 tahun) 60 %
Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % Cairan intraseluler (CIS)
20 Cairan Ekstraseluler (CES)
15% Cairan interstitial
5 % Cairan intravaskuler3. Berat Badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit
dengan berat badan saat sakit. Pengkajian
ini diperlukan untuk mengukur persentase
penurunan berat badan dalam menentukan
derajat dehidrasi4. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji antara lain riwayat
penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan
homeostatis cairan dan elektrolit.
Dikaji juga apakah klien mengkonsumsi obat-
obatan yang sifatnya deurisis,,5. Tanda-tanda vital
Meliputi : TD, N, S, P
Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit karena
peningkatan Insenble Water Loss (IWL)
Sebaliknya, penurunan suhu tubuh akan
mengakibatkan penurunan IWLPernafasan
Meliputi: frekuensi, kedalaman, pola nafas,
dan suara nafas. Frekuensi napas yang cepat
dapat meningkatka IWL .Nafas yang cepat
dan dalam mungkin merupakan kompensasi
tubuh terhadap asidosis metabolik yang
terjadi.
Suara nafas bronki, rales dapat menandakan
terbentuknya cairan dalam paru-paru karena
kelebihan volume.Nadi
Dapat mengindikasikan volume cairan
tubuh. Nadi yang lemah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan volume intravaskuler.
Sebaliknya, nadi kuat menandakan
kelebihan cairan volume cairanTekanan Darah
Perlu dikaji apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
Pada penurunan tekanan darah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan isi sekuncup (stroke
Volume) dan ketidakseimbangan elektrolit
yang menyebabkan disritmia .
Sedangkan peningkatan tekanan darah dapat
menandakan kelebihan volume cairan karrena
peningkatan sekuncup,,,intake dan out put6. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem ini meliputi
pengukuran distensi vena, jugularis,
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, bunyi
jantung, disritmia.
b) Sistem pernafasan
Frekuensi pernafasan, gangguan pernafasan,
seperti dispnea, rales, dan bronkic) Sistem persarafan
Pengkajian pada sisteem ini antara lain
tingkat kesadaran, gelisah atau
kekacauan mental, refleks-refleks
abnormal, perubahan neuromuskuler,
misalnya kesemutan,d) Sistem Gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini antara lain
meliputi riwayat anoreksia, kram
abdomen, abdomen distensi, muntah,
diare, hiperperistaltike)  Sistem Perkemihan
Pengkajian pada sistem
perkemihan antara lain adakah
oliguria, atau anuria, berat jenis
urinef) Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian pada sistem ini antara
lain adakah kram otot, kesemutan,
tremor, reflek tendong) Sistem Integumen
Pengkajian pada sistem ini
anatara lain suhu tubuh, tufgor
kulit, kelembaban bibir, adanya
edema.B. Aspek psikologis
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat
meningkatkan risiko gangguan
cairan dan elektrolitC. Aspek Sosiokultural
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
faktor sosial, budaya, finansial, atau
pendidikan yang mempengaruhi
terhadap terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolitD. Aspek Spiritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai
keyakinan, nilai-nilai, yang dapat
mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit. Misalnya, apakah klien
memunyai pantangan untuk tidak
menerima transfusi darah manusiaDIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data subjektif & objektif yang tepat
Diagnosa keperawatan harus mengiden-
tifikasi kemungkinan etiologi masalah.
Jika etiologi salah rencana perawatan
dan intervensi yg dipilih tidak tepatcontoh dx.kep u/gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
 defesit volume cairan yang berhubungan
dengan kehilangan caiaran tubuh atau
penurunan masukan dapat terjadi karena
kehilangan plasma karena muntah-muntah.
Perubahan perfusi serebral yang
berhubungan dengan hipovolemia
Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit
dan jaringan b/d edema
Penurunan curah jantung b/d disritmia yang
berkaitan dengan ketidak seimbangan
elektrolit.PERENCANAAN
Rencana perawatan dibuat
secara individual sesuai dengan
masalah yang ada
Pada sebagian besar situasi,
rencana penatalaksanaan di
sesuai kan dengan masalah yang
ada3. Berikan cairan peroral pada klien secara
bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang
akibat output yang berlebihan
4. Observasi TTV
R/  : Memantau keadaan umum klien
untuk mengambil intervensi selanjutnya
Lanjut,,,,,….>>>IMPLEMENTASI
• Dalam teori pelaksanaan tindakan
keperawatan dilakukan berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat.EVALUASI
• Tahap evaluasi menentukan kemajuan
pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap
dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan
jika diperlukan.Contoh DX Keperawatan
Defisitif volume cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui
feces.Perencanaan
1. Observasi dan catat waktu BAB serta karakteristik
R/ : Untuk mengetahui frekuensi BAB dan konsistensi feses
sehingga dapat menentukan derajat dehidrasi.
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R/ : Untuk memudahkan mengambil intervensi selanjutnya
3. Berikan cairan peroral pada klien secara bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang akibat output yang
berlebihanTujuan,,,
Defisit volume cairan dan elektrolit dapat
teratasi dengan kriteria :
1. Frekuensi BAB kembali normal
2. Konjungtiva anemis
3. Peristalitik usus normal
4. Turgor kulit kembali elastis
5. Membran mukosa tidak kering
6. TTV batas normalImplementasi
Hari/Tanggal ,,,,,
Jam,,,,,,,
1.Mengkaji tanda-tanda vital, turgor, membran
mukosa dan status mental klien.
Hasil :
TD :90/60 mmHg N : 130 x /i, P:32 x /i,
S:36oC
Turgor kulit kering, membran mukosa pucat,
ICU lemahEvaluasi / SOAP
Hari /tgl NDX Jam  Evaluasi/ SOAP
Jum’at
17 – 07 – 2009
I 11:30 S : orang tua klien mengtaakan BAB 3 x  /hari
dan encer
O : TTV :
TD : 90/60 mmHg
N  : 130x /I
P   : 32 x /I
S  : 36 C
Turgor kulit tidak elastis, membrn mukosa
pucat, KU Tampak Lemah
A   : masalah belum teratasi
P   : Lanjutkan IntervensiMetode Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
1. Pemberian Cairan Intravena (Infus)
2. Pemberian Tranfusi Darah
LaboratoriumSekian
Dan
Terima kasih

askep kebutuhan cairan


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEBUTUHAN CAIRAN
DAN  ELEKTROLIT
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASIPENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada
pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk
identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, maka ada
beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain :A. Aspek biologis
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
oleh karena itu, pada saat pengkajian klien
perawat perlu menghitung adanya perubahan
cairan yang berhubungan dengan proses
penuaan dan perkembangan.2. Jenis kelamin
Persentase cairan tubuh pada laki-laki berbeda
dengan wanita lebih sedikit persentase cairan
tubuhnya dibandingkan laki-laki
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
Pria (20-40 tahun) 60 %
Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % Cairan intraseluler (CIS)
20 Cairan Ekstraseluler (CES)
15% Cairan interstitial
5 % Cairan intravaskuler3. Berat Badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit
dengan berat badan saat sakit. Pengkajian
ini diperlukan untuk mengukur persentase
penurunan berat badan dalam menentukan
derajat dehidrasi4. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji antara lain riwayat
penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan
homeostatis cairan dan elektrolit.
Dikaji juga apakah klien mengkonsumsi obat-
obatan yang sifatnya deurisis,,5. Tanda-tanda vital
Meliputi : TD, N, S, P
Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit karena
peningkatan Insenble Water Loss (IWL)
Sebaliknya, penurunan suhu tubuh akan
mengakibatkan penurunan IWLPernafasan
Meliputi: frekuensi, kedalaman, pola nafas,
dan suara nafas. Frekuensi napas yang cepat
dapat meningkatka IWL .Nafas yang cepat
dan dalam mungkin merupakan kompensasi
tubuh terhadap asidosis metabolik yang
terjadi.
Suara nafas bronki, rales dapat menandakan
terbentuknya cairan dalam paru-paru karena
kelebihan volume.Nadi
Dapat mengindikasikan volume cairan
tubuh. Nadi yang lemah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan volume intravaskuler.
Sebaliknya, nadi kuat menandakan
kelebihan cairan volume cairanTekanan Darah
Perlu dikaji apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
Pada penurunan tekanan darah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan isi sekuncup (stroke
Volume) dan ketidakseimbangan elektrolit
yang menyebabkan disritmia .
Sedangkan peningkatan tekanan darah dapat
menandakan kelebihan volume cairan karrena
peningkatan sekuncup,,,intake dan out put6. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem ini meliputi
pengukuran distensi vena, jugularis,
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, bunyi
jantung, disritmia.
b) Sistem pernafasan
Frekuensi pernafasan, gangguan pernafasan,
seperti dispnea, rales, dan bronkic) Sistem persarafan
Pengkajian pada sisteem ini antara lain
tingkat kesadaran, gelisah atau
kekacauan mental, refleks-refleks
abnormal, perubahan neuromuskuler,
misalnya kesemutan,d) Sistem Gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini antara lain
meliputi riwayat anoreksia, kram
abdomen, abdomen distensi, muntah,
diare, hiperperistaltike)  Sistem Perkemihan
Pengkajian pada sistem
perkemihan antara lain adakah
oliguria, atau anuria, berat jenis
urinef) Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian pada sistem ini antara
lain adakah kram otot, kesemutan,
tremor, reflek tendong) Sistem Integumen
Pengkajian pada sistem ini
anatara lain suhu tubuh, tufgor
kulit, kelembaban bibir, adanya
edema.B. Aspek psikologis
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat
meningkatkan risiko gangguan
cairan dan elektrolitC. Aspek Sosiokultural
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
faktor sosial, budaya, finansial, atau
pendidikan yang mempengaruhi
terhadap terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolitD. Aspek Spiritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai
keyakinan, nilai-nilai, yang dapat
mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit. Misalnya, apakah klien
memunyai pantangan untuk tidak
menerima transfusi darah manusiaDIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data subjektif & objektif yang tepat
Diagnosa keperawatan harus mengiden-
tifikasi kemungkinan etiologi masalah.
Jika etiologi salah rencana perawatan
dan intervensi yg dipilih tidak tepatcontoh dx.kep u/gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
 defesit volume cairan yang berhubungan
dengan kehilangan caiaran tubuh atau
penurunan masukan dapat terjadi karena
kehilangan plasma karena muntah-muntah.
Perubahan perfusi serebral yang
berhubungan dengan hipovolemia
Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit
dan jaringan b/d edema
Penurunan curah jantung b/d disritmia yang
berkaitan dengan ketidak seimbangan
elektrolit.PERENCANAAN
Rencana perawatan dibuat
secara individual sesuai dengan
masalah yang ada
Pada sebagian besar situasi,
rencana penatalaksanaan di
sesuai kan dengan masalah yang
ada3. Berikan cairan peroral pada klien secara
bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang
akibat output yang berlebihan
4. Observasi TTV
R/  : Memantau keadaan umum klien
untuk mengambil intervensi selanjutnya
Lanjut,,,,,….>>>IMPLEMENTASI
• Dalam teori pelaksanaan tindakan
keperawatan dilakukan berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat.EVALUASI
• Tahap evaluasi menentukan kemajuan
pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap
dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan
jika diperlukan.Contoh DX Keperawatan
Defisitif volume cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui
feces.Perencanaan
1. Observasi dan catat waktu BAB serta karakteristik
R/ : Untuk mengetahui frekuensi BAB dan konsistensi feses
sehingga dapat menentukan derajat dehidrasi.
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R/ : Untuk memudahkan mengambil intervensi selanjutnya
3. Berikan cairan peroral pada klien secara bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang akibat output yang
berlebihanTujuan,,,
Defisit volume cairan dan elektrolit dapat
teratasi dengan kriteria :
1. Frekuensi BAB kembali normal
2. Konjungtiva anemis
3. Peristalitik usus normal
4. Turgor kulit kembali elastis
5. Membran mukosa tidak kering
6. TTV batas normalImplementasi
Hari/Tanggal ,,,,,
Jam,,,,,,,
1.Mengkaji tanda-tanda vital, turgor, membran
mukosa dan status mental klien.
Hasil :
TD :90/60 mmHg N : 130 x /i, P:32 x /i,
S:36oC
Turgor kulit kering, membran mukosa pucat,
ICU lemahEvaluasi / SOAP
Hari /tgl NDX Jam  Evaluasi/ SOAP
Jum’at
17 – 07 – 2009
I 11:30 S : orang tua klien mengtaakan BAB 3 x  /hari
dan encer
O : TTV :
TD : 90/60 mmHg
N  : 130x /I
P   : 32 x /I
S  : 36 C
Turgor kulit tidak elastis, membrn mukosa
pucat, KU Tampak Lemah
A   : masalah belum teratasi
P   : Lanjutkan IntervensiMetode Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
1. Pemberian Cairan Intravena (Infus)
2. Pemberian Tranfusi Darah
LaboratoriumSekian
Dan
Terima kasih