Rabu, 23 November 2011

Bahar ajar Kebutuhan cairan Dan Elektrolit

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEBUTUHAN CAIRAN
DAN  ELEKTROLIT
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASIPENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada
pasien dengan gangguan atau resiko gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk
identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, maka ada
beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain :A. Aspek biologis
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
oleh karena itu, pada saat pengkajian klien
perawat perlu menghitung adanya perubahan
cairan yang berhubungan dengan proses
penuaan dan perkembangan.2. Jenis kelamin
Persentase cairan tubuh pada laki-laki berbeda
dengan wanita lebih sedikit persentase cairan
tubuhnya dibandingkan laki-laki
1. Bayi (baru lahir) 75 %
2. Dewasa :
Pria (20-40 tahun) 60 %
Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. Usia Lanjut 45-50 %
Pada orang dewasa kira-kira 40 % Cairan intraseluler (CIS)
20 Cairan Ekstraseluler (CES)
15% Cairan interstitial
5 % Cairan intravaskuler3. Berat Badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit
dengan berat badan saat sakit. Pengkajian
ini diperlukan untuk mengukur persentase
penurunan berat badan dalam menentukan
derajat dehidrasi4. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji antara lain riwayat
penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan
homeostatis cairan dan elektrolit.
Dikaji juga apakah klien mengkonsumsi obat-
obatan yang sifatnya deurisis,,5. Tanda-tanda vital
Meliputi : TD, N, S, P
Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit karena
peningkatan Insenble Water Loss (IWL)
Sebaliknya, penurunan suhu tubuh akan
mengakibatkan penurunan IWLPernafasan
Meliputi: frekuensi, kedalaman, pola nafas,
dan suara nafas. Frekuensi napas yang cepat
dapat meningkatka IWL .Nafas yang cepat
dan dalam mungkin merupakan kompensasi
tubuh terhadap asidosis metabolik yang
terjadi.
Suara nafas bronki, rales dapat menandakan
terbentuknya cairan dalam paru-paru karena
kelebihan volume.Nadi
Dapat mengindikasikan volume cairan
tubuh. Nadi yang lemah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan volume intravaskuler.
Sebaliknya, nadi kuat menandakan
kelebihan cairan volume cairanTekanan Darah
Perlu dikaji apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
Pada penurunan tekanan darah dapat
menandakan kekurangan volume cairan
karena penurunan isi sekuncup (stroke
Volume) dan ketidakseimbangan elektrolit
yang menyebabkan disritmia .
Sedangkan peningkatan tekanan darah dapat
menandakan kelebihan volume cairan karrena
peningkatan sekuncup,,,intake dan out put6. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem ini meliputi
pengukuran distensi vena, jugularis,
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, bunyi
jantung, disritmia.
b) Sistem pernafasan
Frekuensi pernafasan, gangguan pernafasan,
seperti dispnea, rales, dan bronkic) Sistem persarafan
Pengkajian pada sisteem ini antara lain
tingkat kesadaran, gelisah atau
kekacauan mental, refleks-refleks
abnormal, perubahan neuromuskuler,
misalnya kesemutan,d) Sistem Gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini antara lain
meliputi riwayat anoreksia, kram
abdomen, abdomen distensi, muntah,
diare, hiperperistaltike)  Sistem Perkemihan
Pengkajian pada sistem
perkemihan antara lain adakah
oliguria, atau anuria, berat jenis
urinef) Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian pada sistem ini antara
lain adakah kram otot, kesemutan,
tremor, reflek tendong) Sistem Integumen
Pengkajian pada sistem ini
anatara lain suhu tubuh, tufgor
kulit, kelembaban bibir, adanya
edema.B. Aspek psikologis
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat
meningkatkan risiko gangguan
cairan dan elektrolitC. Aspek Sosiokultural
Pada aspek ini, perlu dikaji adanya
faktor sosial, budaya, finansial, atau
pendidikan yang mempengaruhi
terhadap terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolitD. Aspek Spiritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai
keyakinan, nilai-nilai, yang dapat
mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit. Misalnya, apakah klien
memunyai pantangan untuk tidak
menerima transfusi darah manusiaDIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan harus didukung
oleh data subjektif & objektif yang tepat
Diagnosa keperawatan harus mengiden-
tifikasi kemungkinan etiologi masalah.
Jika etiologi salah rencana perawatan
dan intervensi yg dipilih tidak tepatcontoh dx.kep u/gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
 defesit volume cairan yang berhubungan
dengan kehilangan caiaran tubuh atau
penurunan masukan dapat terjadi karena
kehilangan plasma karena muntah-muntah.
Perubahan perfusi serebral yang
berhubungan dengan hipovolemia
Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit
dan jaringan b/d edema
Penurunan curah jantung b/d disritmia yang
berkaitan dengan ketidak seimbangan
elektrolit.PERENCANAAN
Rencana perawatan dibuat
secara individual sesuai dengan
masalah yang ada
Pada sebagian besar situasi,
rencana penatalaksanaan di
sesuai kan dengan masalah yang
ada3. Berikan cairan peroral pada klien secara
bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang
akibat output yang berlebihan
4. Observasi TTV
R/  : Memantau keadaan umum klien
untuk mengambil intervensi selanjutnya
Lanjut,,,,,….>>>IMPLEMENTASI
• Dalam teori pelaksanaan tindakan
keperawatan dilakukan berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat.EVALUASI
• Tahap evaluasi menentukan kemajuan
pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap
dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan
jika diperlukan.Contoh DX Keperawatan
Defisitif volume cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui
feces.Perencanaan
1. Observasi dan catat waktu BAB serta karakteristik
R/ : Untuk mengetahui frekuensi BAB dan konsistensi feses
sehingga dapat menentukan derajat dehidrasi.
2. Observasi tanda-tanda dehidrasi
R/ : Untuk memudahkan mengambil intervensi selanjutnya
3. Berikan cairan peroral pada klien secara bertahap
R/ : Untuk mengganti cairan yang hilang akibat output yang
berlebihanTujuan,,,
Defisit volume cairan dan elektrolit dapat
teratasi dengan kriteria :
1. Frekuensi BAB kembali normal
2. Konjungtiva anemis
3. Peristalitik usus normal
4. Turgor kulit kembali elastis
5. Membran mukosa tidak kering
6. TTV batas normalImplementasi
Hari/Tanggal ,,,,,
Jam,,,,,,,
1.Mengkaji tanda-tanda vital, turgor, membran
mukosa dan status mental klien.
Hasil :
TD :90/60 mmHg N : 130 x /i, P:32 x /i,
S:36oC
Turgor kulit kering, membran mukosa pucat,
ICU lemahEvaluasi / SOAP
Hari /tgl NDX Jam  Evaluasi/ SOAP
Jum’at
17 – 07 – 2009
I 11:30 S : orang tua klien mengtaakan BAB 3 x  /hari
dan encer
O : TTV :
TD : 90/60 mmHg
N  : 130x /I
P   : 32 x /I
S  : 36 C
Turgor kulit tidak elastis, membrn mukosa
pucat, KU Tampak Lemah
A   : masalah belum teratasi
P   : Lanjutkan IntervensiMetode Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
1. Pemberian Cairan Intravena (Infus)
2. Pemberian Tranfusi Darah
LaboratoriumSekian
Dan
Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar